MAKALAH
PETA PEMIKIRAN (MIND MAP)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Zoologi Vertebrata
(diterima 22 Nov 16)
Disusun oleh :
Bella Alviani
Euis Fitriani Nurfaridah
Hayun Mupidah
Ismi Maulida
Lita Tri Melati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2016
Peta pikiran merupakan salah satu kerangka berpikir untuk meningkatkan pemahaman. Kerangka berpikir sudah dikembangkan banyak ahli. Jenis kerangka pikiran yang banyak dipakai adalah peta pikiran, peta konsep, peta argumen, peta berpikir, peta web, diagram konseptual dan visual metapora (Aydin & Balim, 2009; Okada et al., 2007; Epler, 2006). Peta pikiran berbeda dengan peta konsep dan peta argumen. Peta pikiran merupakan suatu variasi dari peta pikiran, pada peta pikiran judul topik terletak pada paling atas kemudian disusun ke bawah secara hirarki. Peta konsep merupakan suatu peta yang menjelaskan konsep dengan memakai urutan tingkatan atau hirarki dan tersusun dari judul kemudian turun ke arah bawah subtopik sampai ke ujung. Peta konsep didefinisikan sebagai suatu alat berbentuk grafik yang merepresentasikan dan menggambarkan pengertian dan pemahaman menjadi sebuah konsep. Peta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan struktur dari kesimpulan (Meier, 2007; Torre et al., 2007; Davies 2010; Daley & Torre, 2010).
Perbedaan peta konsep dan peta pikiran terletak pada linearnya, peta pikiran cara berpikir non linear yang berbeda dengan cara berpikir kita selama ini. Peta pikiran menampilkan semua ide atau konsep dalam satu halaman (Mueller et al., 2002). Menurut Mueller (2002) dalam peta pikiran semua ide akan berada saling berdampingan bersama-sama dalam satu halaman. Keunikan dari peta pikiran adalah mahasiswa mempunyai cara unik untuk membuat dan menghubungkan antara ide sehingga akan terlihat cara berpikir mahasiswa atau seseorang itu mempunyai keunikan (Heinrich, 2001).
Tabel 1 Perbedaan peta pikiran, peta konsep dan peta argumen oleh (Epler, 2006; Davies, 2010)
Perbedaan
Peta pikiran
Peta konsep
Diagram konseptual
Peta argumen
Tujuan
Asosiasi antar ide, topik, konsep
Hubungan antara konsep
Menentukan kategori
Menyimpulkan antara pernyataan (premis)
Bentuk
Radial
Hirarki
Diagram
Hirarki seperti pohon
Hubungan antar konsep
Linear
Non linear
(asosiasi)
Linear
Linear
Tingkat kesulitan
Rendah
Sedang
Sedang-tinggi
Tinggi
Kemampuan mengingat
Sedang-tinggi
Rendah
Rendah-sedang
Rendah
Kemampuan dibaca orang lain
Rendah
Tinggi
Sedang
Tinggi
Konsep
Semua konsep
Konsep besar
Struktur informasi untuk menentukan kategori
Antara persoalan
Fungsi
Menunjukan sistematika hubungan subkonsep penting
Semua konsep dan subkonsep
Analisis topik melalui kerangka analitik
Menyimpulkan atau membuat premis
Kegunaan
Menyimpulkan kata kunci topik
Curah pendapat, perencanaan, note taking
Mendefisikan kategori
Akutansi
Unsur
Kotak atau bulatan
Gambar, garis, warna, adanya topik sentral
Kotak dan panah
Kotak, garis, warna, garis tebal
Metode pembuatan
Mulai dari topik utama dipaling bawah atau atas
Dimulai dari sentral
Kanan kekiri, atas bawah
Atas kebawah kesimpulan yang diambil
Konteks penerapan
Kelas, belajar mandiri, revisi
Note taking, brainstorming dan telaah ulang
Presentasi, slide, ilustrasi
Membaca komprehensif, analisis
Peta pikiran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Davies (2010) kelebihan peta pikiran adalah dapat menghubungakan antara konsep, bentuk dan format bebas diekspresikan, lebih berpikir secara kreatif, lebih fokus terhadap topik, strukturnya tidak kaku, semua ide bisa dimasukan dalam peta pikiran, mendorong menggali pendapat, berwarna dan bergambar yang menarik. Konsep yang dihubungkan dalam peta pikiran merupakan semua konsep yaitu konsep besar dan sub konsep. Format peta pikiran tidak ada yang baku dan kaku, setiap orang bebas membuat peta pikiran yang terpenting memenuhi syarat yang diusulkan oleh Buzan. Membuat gambar adalah kreasi dari pikiran seseorang yang diekspresikan dalam bentuk gambar. Adanya warna dalam peta pikiran menambah kreasi dari peta pikiran. Peta pikiran mampu mengeluarkan ide-ide yang terpikirkan oleh seseorang.
Sedangkan kekurangannya adalah seseorang lebih mengingat diagram dari pada gambaran keseluruhan, hubungan yang dibuat hanya bersifat asosiasi (abstrak), tidak adanya hubungan yang jelas antara berbagai ide, susah untuk orang lain membaca peta pikiran seseorang, hanya menampilkan hubungan secara radian, konsep kadang tertutupi oleh gambar dan proses belajar yang terjadi tidak alami.
Kemampuan membuat peta pikiran tidak sama untuk semua orang, tergantung berapa seringkah seorang menggunakan peta pikiran. Orang yang pertama kali menggunakan peta pikiran, baru terpapar belum pernah melakukan sebelumnya, orang ini disebut novice (baru). Pada tingkatan ini butuh pelatihan dan membaca buku mengenai peta pikiran. Moderate adalah tingkatan kedua, pada tingkat ini seorang masih membutuhkan latihan untuk menjadi mahir atau terampil. Kemudian tingkatan ketiga adalah advance, disini seseorang sudah menguasai baik teori dan cara membuat peta pikiran (Buzan & Buzan, 1993).
Kegunaan peta pikiran dalam Buku Buzan & Buzan (1993):
Peta pikiran dapat digunakan sebagai panduan mengajar, supervisi aktifitas pembelajaran, diagram untuk menganalisis data kualitatif. Peta pikiran mudah digunakan, metode yang alami dan tidak membutuhkan waktu (Kern et al., 2003). Penggunaan peta pikiran ini sudah diusulkan sebagai inovasi strategi belajar pada kurikulum keperawatan dan sudah diterima secara positif oleh pengajar. Peta pikiran banyak digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan pendidikan, bisnis, akutansi, penelitian, proyek, rapat, kedokteran, keperawatan. Pada pendidikan keperawatan dan kebidanan peta pikiran digunakan sebagai pengumpulan data, evaluasi data pasien, data pemeriksaan fisik, diagnosis, hasil laboratorium, pengobatan dan interaksi dengan pasien. Pada sekolah kebidanan peta pikiran banyak digunakan sebagai cara mencatat, ujian, penugasan, penelitian, praktek klinis dan rencana dan akan dipakai sebagai salah satu alat penilaian (Kern et al., 2003; Noonan, 2012; Bharathi & Kumar, 2003; Mueller et al., 2002; Crowe & Sheppard, 2012 ).
Peta pikiran dalam kelompok juga dapat meningkatan pemahaman dan integrasi pembelajaran, hasilnya akan sama jika mahasiswa melakukan diskusi dengan anggota kelompok serta dalam kelompok dapat membagi ide dan informasi, memperbaiki peta pikiran yang sudah dibuat dan peta pikiran yang dihasilkan lebih banyak. Peta pikiran dibuat dengan kelompok efektifitasnya hampir sama dengan peta pikiran yang dibuat sendiri (Buzan & Buzan, 1993). Peta pikiran dengan kelompok merupakan hal menyenangkan, anggota kelompok mampu memecahkan masalah bersama-sama sehingga mampu membangun kerjasama antara anggota kelompok.
Sebelum membahas peta pikiran sebagai alat pencatat sebaiknya kita definisikan terlebih dahulu perbedaan istilah note making dan note taking. Note making adalah menuliskan atau mencatat hasil dari pikiran atau ide kita sendiri. Note taking adalah mencatat atau menuliskan kembali ide dari orang lain misalnya kuliah, video, media, drama dan presentasi sesorang. Note making mencatat pikiran sendiri merupakan brainstorming dari pikiran kita misalnya kita gunakan dalam perencanaan. Note taking sebaiknya memasukan ide dari penulis sendiri (Buzan & Buzan, 1993).
Peta pikiran sebagai note taking diusulkan oleh Buzan, note taking dengan peta pikiran lebih efektif dari pada note taking secara tradisional. Waktu yang dibutuhan lebih sedikit, menyimpulkan lebih banyak konsep dalam satu halaman, menurut Buzan (1993) kesimpulan yang bisa dibuat dengan peta pikiran bisa 10-1000 halaman. Konsentrasi menjadi meningkat terhadap suatu kasus karena adanya konsep atau isu sentral. Adanya kata kunci dapat meningkatkan ingatan yang mudah untuk diingat. Hubungan antara kata kunci satu dan lainnya terlihat jelas. Peta pikiran sesuai dengan girus-girus alami otak, non linear sehingga mudah untuk diingat. Mencatat dengan peta pikiran, informasi dan pengetahuan dari yang dibaca akan meningkatkan pemahaman secara komprehensif teks yang dibaca.
Menurut Buzan fungsi peta pikiran sebagai note taking adalah :
Menurut Tony Buzan ada tujuh langkah membuat peta pikiran, diantaranya sebagai berikut:
PETA PEMIKIRAN (MIND MAP)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Zoologi Vertebrata
(diterima 22 Nov 16)
Disusun oleh :
Bella Alviani
Euis Fitriani Nurfaridah
Hayun Mupidah
Ismi Maulida
Lita Tri Melati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2016
- TUJUAN
- PEMBAHASAN
- Pengertian Peta Pikiran
Peta pikiran merupakan salah satu kerangka berpikir untuk meningkatkan pemahaman. Kerangka berpikir sudah dikembangkan banyak ahli. Jenis kerangka pikiran yang banyak dipakai adalah peta pikiran, peta konsep, peta argumen, peta berpikir, peta web, diagram konseptual dan visual metapora (Aydin & Balim, 2009; Okada et al., 2007; Epler, 2006). Peta pikiran berbeda dengan peta konsep dan peta argumen. Peta pikiran merupakan suatu variasi dari peta pikiran, pada peta pikiran judul topik terletak pada paling atas kemudian disusun ke bawah secara hirarki. Peta konsep merupakan suatu peta yang menjelaskan konsep dengan memakai urutan tingkatan atau hirarki dan tersusun dari judul kemudian turun ke arah bawah subtopik sampai ke ujung. Peta konsep didefinisikan sebagai suatu alat berbentuk grafik yang merepresentasikan dan menggambarkan pengertian dan pemahaman menjadi sebuah konsep. Peta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan struktur dari kesimpulan (Meier, 2007; Torre et al., 2007; Davies 2010; Daley & Torre, 2010).
Perbedaan peta konsep dan peta pikiran terletak pada linearnya, peta pikiran cara berpikir non linear yang berbeda dengan cara berpikir kita selama ini. Peta pikiran menampilkan semua ide atau konsep dalam satu halaman (Mueller et al., 2002). Menurut Mueller (2002) dalam peta pikiran semua ide akan berada saling berdampingan bersama-sama dalam satu halaman. Keunikan dari peta pikiran adalah mahasiswa mempunyai cara unik untuk membuat dan menghubungkan antara ide sehingga akan terlihat cara berpikir mahasiswa atau seseorang itu mempunyai keunikan (Heinrich, 2001).
Tabel 1 Perbedaan peta pikiran, peta konsep dan peta argumen oleh (Epler, 2006; Davies, 2010)
Perbedaan
Peta pikiran
Peta konsep
Diagram konseptual
Peta argumen
Tujuan
Asosiasi antar ide, topik, konsep
Hubungan antara konsep
Menentukan kategori
Menyimpulkan antara pernyataan (premis)
Bentuk
Radial
Hirarki
Diagram
Hirarki seperti pohon
Hubungan antar konsep
Linear
Non linear
(asosiasi)
Linear
Linear
Tingkat kesulitan
Rendah
Sedang
Sedang-tinggi
Tinggi
Kemampuan mengingat
Sedang-tinggi
Rendah
Rendah-sedang
Rendah
Kemampuan dibaca orang lain
Rendah
Tinggi
Sedang
Tinggi
Konsep
Semua konsep
Konsep besar
Struktur informasi untuk menentukan kategori
Antara persoalan
Fungsi
Menunjukan sistematika hubungan subkonsep penting
Semua konsep dan subkonsep
Analisis topik melalui kerangka analitik
Menyimpulkan atau membuat premis
Kegunaan
Menyimpulkan kata kunci topik
Curah pendapat, perencanaan, note taking
Mendefisikan kategori
Akutansi
Unsur
Kotak atau bulatan
Gambar, garis, warna, adanya topik sentral
Kotak dan panah
Kotak, garis, warna, garis tebal
Metode pembuatan
Mulai dari topik utama dipaling bawah atau atas
Dimulai dari sentral
Kanan kekiri, atas bawah
Atas kebawah kesimpulan yang diambil
Konteks penerapan
Kelas, belajar mandiri, revisi
Note taking, brainstorming dan telaah ulang
Presentasi, slide, ilustrasi
Membaca komprehensif, analisis
Peta pikiran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Davies (2010) kelebihan peta pikiran adalah dapat menghubungakan antara konsep, bentuk dan format bebas diekspresikan, lebih berpikir secara kreatif, lebih fokus terhadap topik, strukturnya tidak kaku, semua ide bisa dimasukan dalam peta pikiran, mendorong menggali pendapat, berwarna dan bergambar yang menarik. Konsep yang dihubungkan dalam peta pikiran merupakan semua konsep yaitu konsep besar dan sub konsep. Format peta pikiran tidak ada yang baku dan kaku, setiap orang bebas membuat peta pikiran yang terpenting memenuhi syarat yang diusulkan oleh Buzan. Membuat gambar adalah kreasi dari pikiran seseorang yang diekspresikan dalam bentuk gambar. Adanya warna dalam peta pikiran menambah kreasi dari peta pikiran. Peta pikiran mampu mengeluarkan ide-ide yang terpikirkan oleh seseorang.
Sedangkan kekurangannya adalah seseorang lebih mengingat diagram dari pada gambaran keseluruhan, hubungan yang dibuat hanya bersifat asosiasi (abstrak), tidak adanya hubungan yang jelas antara berbagai ide, susah untuk orang lain membaca peta pikiran seseorang, hanya menampilkan hubungan secara radian, konsep kadang tertutupi oleh gambar dan proses belajar yang terjadi tidak alami.
- Tingkatan Kemampuan Membuat Peta Pikiran
- Selalu menggunakan gambar ditengah. Gambar yang dibuat tergantung gaya masing-masing orang, warna yang dipakai lebih dari tiga untuk gambar tengah, dapat menggunakan gambar berdimensi, perasaan juga terlibat dalam pembuatan peta pikiran, ukuran gambar dibuat bervariasi, garis yang dipakai berbeda ukuran, organisasi ruangan yang dipakai harus tepat.
- Asosiasi yaitu menggunakan panah jika ingin menghubungkan, menggunakan warna dan kode.
- Kejelasan yaitu menggunakan satu kata per garis, mencetak semua kata, mencetak kata kunci, panjang garis sama dengan panjang kata, menghubungkan garis dengan garis, garis tengah dibuat lebih tebal, buat batasan yang jelas antara cabang, membuat gambar dengan jelas, posisi kertas horizontal dan gambar dibuat tegak.
- Mengembangkan gaya masing-masing. Setiap orang mempunyai gaya masing-masing dan bebas mengekspresikan pikiran dan kreasinya. Disinilah peta pikiran menjadi menarik, peta pikiran tidak akan sama antara orang satu dengan yang lainnya.
Kemampuan membuat peta pikiran tidak sama untuk semua orang, tergantung berapa seringkah seorang menggunakan peta pikiran. Orang yang pertama kali menggunakan peta pikiran, baru terpapar belum pernah melakukan sebelumnya, orang ini disebut novice (baru). Pada tingkatan ini butuh pelatihan dan membaca buku mengenai peta pikiran. Moderate adalah tingkatan kedua, pada tingkat ini seorang masih membutuhkan latihan untuk menjadi mahir atau terampil. Kemudian tingkatan ketiga adalah advance, disini seseorang sudah menguasai baik teori dan cara membuat peta pikiran (Buzan & Buzan, 1993).
- Kegunaan Peta Pikiran
Kegunaan peta pikiran dalam Buku Buzan & Buzan (1993):
- Memecahkan masalah pribadi
- Memecahkan masalah interpersonal
- Sebagai diari
- Perencanaan bulanan
- Perencanaan kehidupan
- Menulis esai, mencatat dari buku atau kuliah dari unsur linear kedalam non linear
- Saat ujian yaitu dengan membuat peta pikiran mini kemudian menuliskan pertanyan dan jawaban secara cepat
- Laporan pekerjaan atau proyek
- Laporan penelitian: mencatat sumber, menulis hasil, mengorganisasikan dan integrasikan ide, dasar untuk presentasi atau penulisan
- Peta pikiran untuk pengajaran
- Peta pikiran untuk memimpin rapat
- Manajemen
Peta pikiran dapat digunakan sebagai panduan mengajar, supervisi aktifitas pembelajaran, diagram untuk menganalisis data kualitatif. Peta pikiran mudah digunakan, metode yang alami dan tidak membutuhkan waktu (Kern et al., 2003). Penggunaan peta pikiran ini sudah diusulkan sebagai inovasi strategi belajar pada kurikulum keperawatan dan sudah diterima secara positif oleh pengajar. Peta pikiran banyak digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan pendidikan, bisnis, akutansi, penelitian, proyek, rapat, kedokteran, keperawatan. Pada pendidikan keperawatan dan kebidanan peta pikiran digunakan sebagai pengumpulan data, evaluasi data pasien, data pemeriksaan fisik, diagnosis, hasil laboratorium, pengobatan dan interaksi dengan pasien. Pada sekolah kebidanan peta pikiran banyak digunakan sebagai cara mencatat, ujian, penugasan, penelitian, praktek klinis dan rencana dan akan dipakai sebagai salah satu alat penilaian (Kern et al., 2003; Noonan, 2012; Bharathi & Kumar, 2003; Mueller et al., 2002; Crowe & Sheppard, 2012 ).
Peta pikiran dalam kelompok juga dapat meningkatan pemahaman dan integrasi pembelajaran, hasilnya akan sama jika mahasiswa melakukan diskusi dengan anggota kelompok serta dalam kelompok dapat membagi ide dan informasi, memperbaiki peta pikiran yang sudah dibuat dan peta pikiran yang dihasilkan lebih banyak. Peta pikiran dibuat dengan kelompok efektifitasnya hampir sama dengan peta pikiran yang dibuat sendiri (Buzan & Buzan, 1993). Peta pikiran dengan kelompok merupakan hal menyenangkan, anggota kelompok mampu memecahkan masalah bersama-sama sehingga mampu membangun kerjasama antara anggota kelompok.
- Fungsi Peta Pikiran
Sebelum membahas peta pikiran sebagai alat pencatat sebaiknya kita definisikan terlebih dahulu perbedaan istilah note making dan note taking. Note making adalah menuliskan atau mencatat hasil dari pikiran atau ide kita sendiri. Note taking adalah mencatat atau menuliskan kembali ide dari orang lain misalnya kuliah, video, media, drama dan presentasi sesorang. Note making mencatat pikiran sendiri merupakan brainstorming dari pikiran kita misalnya kita gunakan dalam perencanaan. Note taking sebaiknya memasukan ide dari penulis sendiri (Buzan & Buzan, 1993).
Peta pikiran sebagai note taking diusulkan oleh Buzan, note taking dengan peta pikiran lebih efektif dari pada note taking secara tradisional. Waktu yang dibutuhan lebih sedikit, menyimpulkan lebih banyak konsep dalam satu halaman, menurut Buzan (1993) kesimpulan yang bisa dibuat dengan peta pikiran bisa 10-1000 halaman. Konsentrasi menjadi meningkat terhadap suatu kasus karena adanya konsep atau isu sentral. Adanya kata kunci dapat meningkatkan ingatan yang mudah untuk diingat. Hubungan antara kata kunci satu dan lainnya terlihat jelas. Peta pikiran sesuai dengan girus-girus alami otak, non linear sehingga mudah untuk diingat. Mencatat dengan peta pikiran, informasi dan pengetahuan dari yang dibaca akan meningkatkan pemahaman secara komprehensif teks yang dibaca.
Menurut Buzan fungsi peta pikiran sebagai note taking adalah :
- Mnemonic (berkenaan dengan ingatan) mampu meningkatakan ingatan
- Analisis dengan mencatat. Dengan analisis kita dapat menentukan hubungan antara informasi, pada saat ini otak kita melakukan analisis terhadap informasi yang didapat baik melalui kuliah, presentasi atau informasi tertulis lainnya.
- Pada saat membuat peta pikiran otak kita sebenarnya membuat suatu kreativitas membuat gambar, warna dan asosiasi. Warna berfungsi menstimulasi otak, meningkatkan memori visual dan membuat kita berpikir aktif dan kreatif (Buzan, 2007)
- Pada saat mencatat dari perkuliahan kita sebenarnya mengadakan interaksi antar pikiran dan sumber informasi.
- Pembuatan Peta Pikiran
Menurut Tony Buzan ada tujuh langkah membuat peta pikiran, diantaranya sebagai berikut:
- Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisinya panjang diletakan mendatar. Alasan, karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebarkan ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
- Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Alasan, karena gambar bermaksa seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar
- Sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita. Gunakan warna. Alasan, karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
- Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Alasan, karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua atau tiga, atau empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
- Penghubungan cabang-cabang utama akan menciptakan dan mementapkan struktur dasar atau arsitektur pikiran kita. Ini serupa dengan cara pohon mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari batang utama. Jika ada celah-celah kecil di antara batang sentral dencan cabang-cabang utamanya atau di antara cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yang lebih kecil, alam tidak akan bekerja dengan baik.
- Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Alasan, karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata.
- Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Alasan, karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan flesibilitas kepada peta pikiran. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih bebas dan cenderung menghambat efek pemicu ini. Peta pikiran memiliki lebih banyak kata kunci seperti tangan yang semua sendi jarinya bekerja.
- Gunakan gambar. Alasan, karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jika bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam peta pikiran kita, peta pikiran kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan.