MAKALAH PETA PIKIRAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Zoologi Vertebrata
Dosen Pengampu Drs. Endang Supriatman
(diterima 22 No 16)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Zoologi Vertebrata
Dosen Pengampu Drs. Endang Supriatman
(diterima 22 No 16)
Disusun Oleh:
Ai Fitri NIM.2119140029
Desi Ratnasari NIM. 2119140037
Indri Sumiyati NIM. 2119140070
Nina Nurhazanah NIM.2119140033
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
TAHUN 2016
TUJUAN
Penulisan makalah ini memiliki tujuan :
ISI
A. Pengertian peta pikiranPeta pikiran pertama kali dikembangkan oleh Buzan tahun 1970. Pengertian peta pikiran banyak didapatkan dalam literatur. Peta pikiran adalah suatu grafik atau kerangka berpikir yang berbentuk radian yang mampu mengasosiasikan, menghubungkan antara konsep atau kata yang logis, bergambar, adanya warna (Buzan & Buzan, 1993). Peta pikiran merupakan salah satu cara untuk mencatat (note taking) yang berguna dalam menghubungkan berbagai ide serta dapat membantu mengorganisasikan informasi sehingga kita mudah mengingat informasi tersebut (Reid, 2006). Asosiasi merupakan keistimewaan dalam peta pikiran, asosiasi dapat mencetuskan ide dan hubungan antar informasi (Reid, 2006). Peta pikiran adalah suatu kerangka yang mampu menghubungkan dan mengasosiasikan secara radian non linear, konsep besar berada disentral dan sub konsep di percabangan dengan adanya unsur-unsur garis, gambar dan warna.
Peta pikiran merupakan salah satu kerangka berpikir untuk meningkatkan pemahaman. Kerangka berpikir sudah dikembangkan banyak ahli. Jenis kerangka pikiran yang banyak dipakai adalah peta pikiran, peta konsep, peta argumen, peta berpikir, peta web, diagram konseptual dan visual metapora (Aydin & Balim, 2009; Okada et al., 2007; Epler, 2006). Peta pikiran berbeda dengan peta konsep dan peta argumen. Peta pikiran merupakan suatu variasi dari peta pikiran, pada peta pikiran judul topik terletak pada paling atas kemudian disusun ke bawah secara hirarki. Peta konsep merupakan suatu peta yang menjelaskan konsep dengan memakai urutan tingkatan atau hirarki dan tersusun dari judul kemudian turun ke arah bawah subtopik sampai ke ujung. Peta konsep didefinisikan sebagai suatu alat berbentuk grafik yang merepresentasikan dan menggambarkan pengertian dan pemahaman menjadi sebuah konsep. Peta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan struktur dari kesimpulan (Meier, 2007; Torre et al., 2007; Davies 2010; Daley & Torre, 2010).
Perbedaan peta konsep dan peta pikiran terletak pada linearnya, peta pikiran cara berpikir non linear yang berbeda dengan cara berpikir kita selama ini. Peta pikiran menampilkan semua ide atau konsep dalam satu halaman (Mueller et al., 2002). Menurut Mueller (2002) dalam peta pikiran semua ide akan berada saling berdampingan bersama-sama dalam satu halaman. Keunikan dari peta pikiran adalah mahasiswa mempunyai cara unik untuk membuat dan menghubungkan antara ide sehingga akan terlihat cara berpikir mahasiswa atau seseorang itu mempunyai keunikan (Heinrich, 2001).
Dalam peta konsep, tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain. Konsep yang paling inklusif (konsep fokus atau konsep utama) terletak di puncak dan memberikan identitas peta konsep yang bersangkutan. Makin ke bawah konsep-konsep menjadi lebih khusus. Ada kalanya konsep-konsep yang sama, oleh orang lain menghasilkan peta konsep yang berbeda, sebab untuk orang itu kaitan konsep yang demikinlah yang bermakna. Setiap peta konsep memperli-hatkan kaitan-kaitan konsep yang bermakna bagi orang yang menyusunnya. Di si-nilah kita lihat perbedaan-perbedaan individual yang ada pada mahasiswa. De-ngan kata lain hubungan antara konsep-konsep bagi seseorang itu adalah idiosin-kratik. Ini berarti bahwa kebermaknaan konsep-konsep itu khas bagi setiap orang (Dahar. RW:1989), sehingga peta konsep yang dibuat oleh masing- masing orang akan berbeda.
B. Tingkatan kemampuan membuat peta pikiranUntuk menilai apakah peta pikiran yang dibuat sudah memenuhi syarat atau belum maka para peneliti mencoba mencari alat untuk penilaian tersebut. Walaupun sebenarnya pembuatan tidak ada aturan yang ketat tetapi tergantung dari kreasi masing-masing orang (Heinrich, 2001). Buzan (1993) menciptakan hukum pembuatan peta pikiran jika memenuhi hukum ini maka peta pikiran sudah dianggap bagus. Hukum pembuatan peta pikiran tersebut adalah:
Kemampuan membuat peta pikiran tidak sama untuk semua orang, tergantung berapa seringkah seorang menggunakan peta pikiran. Orang yang pertama kali menggunakan peta pikiran, baru terpapar belum pernah melakukan sebelumnya, orang ini disebut novice (baru). Pada tingkatan ini butuh pelatihan dan membaca buku mengenai peta pikiran. Moderate adalah tingkatan kedua, pada tingkat ini seorang masih membutuhkan latihan untuk menjadi mahir atau terampil. Kemudian tingkatan ketiga adalah advance, disini seseorang sudah menguasai baik teori dan cara membuat peta pikiran (Buzan & Buzan, 1993).
C. Pembuatan peta pikiranPeta pikiran sangat mudah dibuat serta alami, alat-alat yang dibutuhkan sangat mudah yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak dan imajinasi. Kertas yang diusulkan untuk membuat peta pikiran yaitu kertas kosong tidak bergaris yang berukuran. Usulan cara membuat peta pikiran di mulai dari bagian tengah kertas kosong, yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, gunakan gambar atau foto untuk ide sentralnya, menggunakan warna kemudian menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya, garis penghubung dibuat melengkung, bukan lurus karena garis lurus akan membosankan otak dan gunakan satu garis untuk satu kata (Buzan & Buzan, 1993; Buzan T, 2012; Davies, 2010).
“Dalam membuat peta konsep ada enam langkah yang harus diikuti“ (Da-har, 1989:126). Keenam langkah tersebut adalah
Ai Fitri NIM.2119140029
Desi Ratnasari NIM. 2119140037
Indri Sumiyati NIM. 2119140070
Nina Nurhazanah NIM.2119140033
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
TAHUN 2016
TUJUAN
Penulisan makalah ini memiliki tujuan :
- Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan peta pemikiran
- Untuk membangun pengetahuan mahasiswa dalam belajar secara sistematis
ISI
A. Pengertian peta pikiranPeta pikiran pertama kali dikembangkan oleh Buzan tahun 1970. Pengertian peta pikiran banyak didapatkan dalam literatur. Peta pikiran adalah suatu grafik atau kerangka berpikir yang berbentuk radian yang mampu mengasosiasikan, menghubungkan antara konsep atau kata yang logis, bergambar, adanya warna (Buzan & Buzan, 1993). Peta pikiran merupakan salah satu cara untuk mencatat (note taking) yang berguna dalam menghubungkan berbagai ide serta dapat membantu mengorganisasikan informasi sehingga kita mudah mengingat informasi tersebut (Reid, 2006). Asosiasi merupakan keistimewaan dalam peta pikiran, asosiasi dapat mencetuskan ide dan hubungan antar informasi (Reid, 2006). Peta pikiran adalah suatu kerangka yang mampu menghubungkan dan mengasosiasikan secara radian non linear, konsep besar berada disentral dan sub konsep di percabangan dengan adanya unsur-unsur garis, gambar dan warna.
Peta pikiran merupakan salah satu kerangka berpikir untuk meningkatkan pemahaman. Kerangka berpikir sudah dikembangkan banyak ahli. Jenis kerangka pikiran yang banyak dipakai adalah peta pikiran, peta konsep, peta argumen, peta berpikir, peta web, diagram konseptual dan visual metapora (Aydin & Balim, 2009; Okada et al., 2007; Epler, 2006). Peta pikiran berbeda dengan peta konsep dan peta argumen. Peta pikiran merupakan suatu variasi dari peta pikiran, pada peta pikiran judul topik terletak pada paling atas kemudian disusun ke bawah secara hirarki. Peta konsep merupakan suatu peta yang menjelaskan konsep dengan memakai urutan tingkatan atau hirarki dan tersusun dari judul kemudian turun ke arah bawah subtopik sampai ke ujung. Peta konsep didefinisikan sebagai suatu alat berbentuk grafik yang merepresentasikan dan menggambarkan pengertian dan pemahaman menjadi sebuah konsep. Peta konsep dikembangkan oleh Novak and Gowin berdasarkan teori asimilasi pembelajaran oleh Ausbel. Sedangkan peta argumen lebih berfokus pada mengembangkan struktur dari kesimpulan (Meier, 2007; Torre et al., 2007; Davies 2010; Daley & Torre, 2010).
Perbedaan peta konsep dan peta pikiran terletak pada linearnya, peta pikiran cara berpikir non linear yang berbeda dengan cara berpikir kita selama ini. Peta pikiran menampilkan semua ide atau konsep dalam satu halaman (Mueller et al., 2002). Menurut Mueller (2002) dalam peta pikiran semua ide akan berada saling berdampingan bersama-sama dalam satu halaman. Keunikan dari peta pikiran adalah mahasiswa mempunyai cara unik untuk membuat dan menghubungkan antara ide sehingga akan terlihat cara berpikir mahasiswa atau seseorang itu mempunyai keunikan (Heinrich, 2001).
Dalam peta konsep, tidak semua konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti, bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep yang lain. Konsep yang paling inklusif (konsep fokus atau konsep utama) terletak di puncak dan memberikan identitas peta konsep yang bersangkutan. Makin ke bawah konsep-konsep menjadi lebih khusus. Ada kalanya konsep-konsep yang sama, oleh orang lain menghasilkan peta konsep yang berbeda, sebab untuk orang itu kaitan konsep yang demikinlah yang bermakna. Setiap peta konsep memperli-hatkan kaitan-kaitan konsep yang bermakna bagi orang yang menyusunnya. Di si-nilah kita lihat perbedaan-perbedaan individual yang ada pada mahasiswa. De-ngan kata lain hubungan antara konsep-konsep bagi seseorang itu adalah idiosin-kratik. Ini berarti bahwa kebermaknaan konsep-konsep itu khas bagi setiap orang (Dahar. RW:1989), sehingga peta konsep yang dibuat oleh masing- masing orang akan berbeda.
B. Tingkatan kemampuan membuat peta pikiranUntuk menilai apakah peta pikiran yang dibuat sudah memenuhi syarat atau belum maka para peneliti mencoba mencari alat untuk penilaian tersebut. Walaupun sebenarnya pembuatan tidak ada aturan yang ketat tetapi tergantung dari kreasi masing-masing orang (Heinrich, 2001). Buzan (1993) menciptakan hukum pembuatan peta pikiran jika memenuhi hukum ini maka peta pikiran sudah dianggap bagus. Hukum pembuatan peta pikiran tersebut adalah:
- Selalu menggunakan gambar ditengah. Gambar yang dibuat tergantung gaya masing-masing orang, warna yang dipakai lebih dari tiga untuk gambar tengah, dapat menggunakan gambar berdimensi, perasaan juga terlibat dalam pembuatan peta pikiran, ukuran gambar dibuat bervariasi, garis yang dipakai berbeda ukuran, organisasi ruangan yang dipakai harus tepat.
- Asosiasi yaitu menggunakan panah jika ingin menghubungkan, menggunakan warna dan kode.
- Kejelasan yaitu menggunakan satu kata pergaris, mencetak semua kata, mencetak kata kunci, panjang garis sama dengan panjang kata, menghubungkan garis dengan garis, garis tengah dibuat lebih tebal, buat batasan yang jelas antara cabang, membuat gambar dengan jelas, posisi kertas horizontal dan gambar dibuat tegak.
- Mengembangkan gaya masing-masing. Setiap orang mempunyai gaya masing-masing dan bebas mengekspresikan pikiran dan kreasinya. Disinilah peta pikiran menjadi menarik, peta pikiran tidak akan sama antara orang satu dengan yang lainnya.
Kemampuan membuat peta pikiran tidak sama untuk semua orang, tergantung berapa seringkah seorang menggunakan peta pikiran. Orang yang pertama kali menggunakan peta pikiran, baru terpapar belum pernah melakukan sebelumnya, orang ini disebut novice (baru). Pada tingkatan ini butuh pelatihan dan membaca buku mengenai peta pikiran. Moderate adalah tingkatan kedua, pada tingkat ini seorang masih membutuhkan latihan untuk menjadi mahir atau terampil. Kemudian tingkatan ketiga adalah advance, disini seseorang sudah menguasai baik teori dan cara membuat peta pikiran (Buzan & Buzan, 1993).
C. Pembuatan peta pikiranPeta pikiran sangat mudah dibuat serta alami, alat-alat yang dibutuhkan sangat mudah yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak dan imajinasi. Kertas yang diusulkan untuk membuat peta pikiran yaitu kertas kosong tidak bergaris yang berukuran. Usulan cara membuat peta pikiran di mulai dari bagian tengah kertas kosong, yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, gunakan gambar atau foto untuk ide sentralnya, menggunakan warna kemudian menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya, garis penghubung dibuat melengkung, bukan lurus karena garis lurus akan membosankan otak dan gunakan satu garis untuk satu kata (Buzan & Buzan, 1993; Buzan T, 2012; Davies, 2010).
“Dalam membuat peta konsep ada enam langkah yang harus diikuti“ (Da-har, 1989:126). Keenam langkah tersebut adalah
- menentukan bahan bacaan,
- menentukan konsep-konsep yang relevan,
- mengurutkan konsep-konsep itu, mulai dari yang paling inklusif sampai yang paling tidak inklusif atau contoh- contoh,
- menyusun konsep- konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif
- menghu-bungkan konsep yang berkaitan dengan garis-garis penghubung dan memberi kata penghubung pada setiap garis penghubung itu
- mengembangkan peta kon-sep tersebut, misalnya dengan menambahkan dua atau lebih konsep yang baru ke setiap konsep yang sudah ada dalam peta konsep.
- Mengingat-ingat Membuat catatan dengan lebih mudah
- Memunculkan ide Menghemat waktu
- Berkonsentrasi Memanfatkan waktu sebaik mungkin
- Menghadapi ujian dengan mudah
Secara sederhana konsep peta konsep dapat diajarkan kepada mahasiswa dengan media peta konsep berikut ini.
Gambar 1: Peta konsep “ Konsep peta konsep / Peta Pikiran”
D. Keunggulan dan Kelemahan Peta Konsep
a) Keunggulan Peta Konsep
Novak dan Gowin (dalam Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta konsep bagi guru dan siswa. Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai berikut.
Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami mahasiswa da-lam menyusun peta konsep antara lain: (1) Perlunya waktu yang cukup lama un-tuk menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia terbatas, (2) Sulit me-nentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari, (3) Sulit me-nentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain (Haris, 2005:20).
Jadi hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Mahasiswa diminta untuk membu-at peta konsep di rumah dan pada pertemuan selanjutnya dibahas di kelas, (2) Ma-hasiswa diharapkan dapat membaca kembali materi dan memahaminya, agar da-pat mengenali konsep-konsep yang ada dalam bacaan sehingga dapat mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta konsep (Haris, 2005:21).
DAFTAR PUSTAKA
Noname, peta pikiran [Online] Tersedia :http://karyatulisilmiah.com/peta-pikiran/ (Diakses: 22 november 2016)
Devi, 2014, pengertian dan cara- cara membuat peta konsep [Online]
Tersedia :http://devisologi.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-cara-membuat-peta-konsep_15.html ( Diakses: 22 november 2016)
Noname, 2011, media pembelajaran peta konsep [Online]
Tersedia : https://adabundaguru.com/2011/03/22/media-pembelajaran-peta-konsep-suatu-wawasan-konseptual/ ( Diakses: 22 november 2016)
Secara sederhana konsep peta konsep dapat diajarkan kepada mahasiswa dengan media peta konsep berikut ini.
Gambar 1: Peta konsep “ Konsep peta konsep / Peta Pikiran”
D. Keunggulan dan Kelemahan Peta Konsep
a) Keunggulan Peta Konsep
Novak dan Gowin (dalam Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta konsep bagi guru dan siswa. Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai berikut.
- Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pe-ngalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan
- Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pel-ajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah me-lihat, membaca, dan mengerti makna yang diberikan
- Pemetaan konsep menolong guru memilh aturan pengajaran berdasar-kan kerangka kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pe-lajaran yang disajikan dalam urutan yang acak
- Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas pe-ngajaran.
- Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan pro-ses belajar yang bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman sis-wa dan daya ingat belajarnya,
- Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, yang pada gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pa-da siswa
- Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar
- Dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep- konsep dan mengenali miskonsepsi.
Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami mahasiswa da-lam menyusun peta konsep antara lain: (1) Perlunya waktu yang cukup lama un-tuk menyusun peta konsep, sedangkan waktu yang tersedia terbatas, (2) Sulit me-nentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari, (3) Sulit me-nentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain (Haris, 2005:20).
Jadi hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Mahasiswa diminta untuk membu-at peta konsep di rumah dan pada pertemuan selanjutnya dibahas di kelas, (2) Ma-hasiswa diharapkan dapat membaca kembali materi dan memahaminya, agar da-pat mengenali konsep-konsep yang ada dalam bacaan sehingga dapat mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta konsep (Haris, 2005:21).
DAFTAR PUSTAKA
Noname, peta pikiran [Online] Tersedia :http://karyatulisilmiah.com/peta-pikiran/ (Diakses: 22 november 2016)
Devi, 2014, pengertian dan cara- cara membuat peta konsep [Online]
Tersedia :http://devisologi.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-cara-membuat-peta-konsep_15.html ( Diakses: 22 november 2016)
Noname, 2011, media pembelajaran peta konsep [Online]
Tersedia : https://adabundaguru.com/2011/03/22/media-pembelajaran-peta-konsep-suatu-wawasan-konseptual/ ( Diakses: 22 november 2016)